PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Oleh:
Cicin
Resnawati,S.PdI,Gr
(Guru
SDN 2 Sukamukti Kec.Banyuresmi)
Pertama kali saya
mendengar istilah pembelajaran berdiferensiasi saat saya mengikuti pendidikan
guru penggerak,awalnya saya berpikir pembelajaran berdiferensiasi adalah proses
pembelajaran dimana murid dikelompokan secara heterogen mulai dari
gender,kemampuan,hoby dan lain sebagainya,dengan harapan mereka saling
melengkapi satu sama lain.
Namun ternyata setelah
saya mempelajari tentang pembalajaran berdiferensiasi anggapan saya salah
besar,karena ternyata pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan
pembelajaran yang dirancang untuk menyesuaikan proses pembelajaran dengan
kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa yang beragam. Tujuan utamanya adalah
untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang
sesuai dengan tingkatnya, sehingga mereka dapat mencapai potensi maksimal yang
mereka miliki.
Pendekatan ini
melibatkan penggunaan berbagai strategi pengajaran, materi, dan penilaian yang
disesuaikan dengan karakteristik individu siswa. Beberapa contoh strategi pembelajaran
berdiferensiasi yaitu:
- Pengajaran fleksibel ; Guru memberikan berbagai pilihan dalam cara siswa belajar dan menunjukkan pemahaman mereka. Ini bisa berupa proyek, presentasi, tugas tertulis, atau diskusi kelompok.
- Penggunaan beragam sumber daya; Guru menyediakan materi pembelajaran dalam berbagai format seperti teks, audio, video, atau sumber daya online untuk memenuhi gaya belajar yang berbeda.
- Kelompok fleksibel ; Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, sehingga mereka dapat belajar dengan teman sebaya yang memiliki tingkat pemahaman yang serupa.
- Pengajaran individual; Guru memberikan perhatian khusus kepada siswa yang memerlukan bantuan tambahan atau tantangan tambahan, dengan menyediakan bimbingan satu-satu atau tugas tambahan yang sesuai.
- Penilaian berbeda ; Guru menggunakan berbagai jenis penilaian, seperti tes, proyek, atau portofolio, yang memungkinkan siswa menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang sesuai bagi mereka.
Dengan pendekatan ini, setiap siswa dapat belajar
secara efektif sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka, menciptakan
lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung.
Saya adalah guru di
kelas 5,yang menurut saya merupakan salah satu kelas yang menantang karena
memiliki jumlah siswa yang paling banyak dibandingkan dengan kelas kelas
lainya,selain itu siswa kelas 5 pernah mengalami dua fase pembelajaran yaitu
fase daring dan luring.Sampai saat ini
pengaruh dari masa pembelajaran daring masih sangat terasa,seperti kurangnya
konsentrasi, kurang adanya minat siswa terhadap materi materi pembelajaran dan
tentunya yang paling signifikan adalah ketergantungan siswa terhadap gadget
sangat tinggi ditandai dengan dalam mengisi suatu soal yang menurut mereka
sulit daripada mencari di buku paket atau buku referensi mereka lebih suka
mencari di G**gle yang menurut mereka lebih mudah dan efisien.
Berdasarkan hal
tersebut saya merasa tertantang untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
di kelas saya dengan harapan minat belajar mereka meningkat.Hal pertama yang
saya lakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa yang dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
- mengamati perilaku murid-murid
- mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh
murid terkait dengan topik yang akan dipelajari,
- melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan
yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian
tersebut;
- mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua
atau wali murid;
- mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan
suatu tugas atau aktivitas;
- wawancara
Individu dengan siswa untuk mendiskusikan minat mereka dalam topik yang
akan dipelajari, pengalaman mereka sebelumnya dengan materi tersebut, dan
tujuan pembelajaran mereka.
- membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya
untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian
murid sebelumnya;
- berbicara dengan guru atau wali
kelas sebelumnya;
- membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid
saat ini;
- menggunakan berbagai penilaian diagnostik untuk
memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang sesuai
- melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar
murid;
- mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik
pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka
- kuesioner
minat dan gaya belajar yaitu denan cara memberikan kuesioner kepada siswa
untuk mengetahui minat mereka dalam topik tertentu dan gaya belajar yang
mereka sukai. Ini sangat membantu saya untuk menyesuaikan pendekatan
pembelajaran dengan preferensi belajar siswa.
Dengan menggunakan
strategi-strategi asesmen awal ini, guru dapat mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk merancang pengalaman pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai
dengan kebutuhan dan minat individual siswa. Ini membantu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang nyaman dan berpihak pada siswa sehingga mereka
mampu berkembang sesuia dengan potensi mereka masing masing.
Dari hal yang telah
dilakukan tersebut akhirnya saya dapat menganalisis gaya belajar siswa. Dalam
pembelajaran berdiferensiasi, memahami gaya belajar siswa adalah kunci untuk
merancang pengalaman pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan
individu. Ada beberapa gaya belajar yang umum dikenal, dan penggabungan pendekatan
yang berbeda dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar yang beragam. Berikut
adalah beberapa gaya belajar yang yang dimiliki siswa kelas 5 SDN 2 Sukamukti;
1. Visual
; Siswa visual cenderung belajar lebih baik melalui gambar, diagram, dan
representasi visual lainnya. Mereka memproses informasi dengan melihat dan
menggambar hubungan visual antara konsep-konsep.
2. Auditif
; Siswa auditif lebih suka belajar dengan mendengarkan. Mereka mungkin
mendapatkan manfaat dari pengajaran lisan, diskusi, ceramah, atau rekaman
audio.
3. Kinestetik
; Siswa kinestetik belajar melalui pengalaman praktis dan interaksi fisik
dengan materi. Mereka suka bergerak, melakukan eksperimen, atau menggunakan
bahan-bahan fisik dalam pembelajaran.
4. Verbal
; Siswa yang memilih gaya belajar verbal menyukai pembelajaran melalui membaca
teks, menulis catatan, atau membuat rangkuman. Mereka memproses informasi
dengan menulis dan membaca kembali materi.
Berdasarkan analisis
gaya belajar tersebut,saya mengelompokan siswa kelas 5 menjadi kelompok yang
terdiri dari kelompok visual 6 orang,audio 5 orang,kinestik 10 orang dan verbal 5 orang. Pembentukan
kelompok belajar dalam pembelajaran berdiferensiasi memerlukan pertimbangan
yang cermat untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat manfaat maksimal dari
kolaborasi dengan rekan-rekan mereka. Berikut adalah beberapa pertimbangan saya
dalam membentuk kelompok belajar berdasarkan diferensiasi:
· Kemampuan
Akademik: Pertimbangkan tingkat kemampuan akademik siswa saat membentuk
kelompok. Gabungkan siswa yang memiliki kemampuan serupa dalam satu kelompok
sehingga mereka dapat belajar pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ini memungkinkan siswa untuk saling mendukung dan memotivasi satu sama lain.
· Minat
dan Preferensi Belajar: Perhatikan minat dan preferensi belajar siswa saat
membentuk kelompok. Siswa yang memiliki minat yang sama dalam topik tertentu
atau memilih gaya belajar yang serupa mungkin lebih mudah bekerja bersama dan
saling memahami.
· Keterampilan
Sosial: Pertimbangkan keterampilan sosial siswa saat membentuk kelompok.
Gabungkan siswa yang memiliki keterampilan sosial yang kuat dengan mereka yang
mungkin memerlukan dukungan tambahan dalam hal ini. Ini membantu menciptakan
lingkungan yang inklusif dan mendukung di dalam kelompok.
· Tantangan
dan Dukungan: Perhatikan kebutuhan individu siswa dalam hal tantangan dan
dukungan. Gabungkan siswa yang memerlukan tantangan tambahan dengan mereka yang
dapat memberikan dukungan dan bimbingan. Sebaliknya, pasangkan siswa yang
mungkin memerlukan bantuan ekstra dengan mereka yang dapat memberikan bantuan
dan dukungan.
· Kemampuan
Kolaborasi: Perhatikan kemampuan siswa untuk bekerja dalam tim saat membentuk
kelompok. Gabungkan siswa yang memiliki kemampuan kolaborasi yang kuat dengan
mereka yang mungkin memerlukan bimbingan tambahan dalam hal ini. Ini membantu
menciptakan kelompok belajar yang efektif dan produktif.
Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor ini, guru dapat membentuk kelompok belajar dalam pembelajaran
berdiferensiasi yang efektif dan mendukung bagi semua siswa. Ini membantu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan memastikan bahwa setiap
siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan sukses.
Selain menurunya minat
belajar pada siswa ada beberapa hal yang melatar belakangi penerapan
pembelajaran berdiferensiasi adalah yaitu;
1. Keanekaragaman
Siswa: Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, tingkat pemahaman yang
beragam, minat yang berbeda, dan latar belakang budaya yang beragam.
Pembelajaran diferensiasi memungkinkan guru untuk mengakomodasi perbedaan ini
dan memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk belajar.
2. Ketidaksetaraan
Pembelajaran: Siswa tidak selalu memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara
seragam. Beberapa mungkin membutuhkan bantuan tambahan untuk mencapai standar
tertentu, sementara yang lain mungkin memerlukan tantangan lebih lanjut.
Pembelajaran diferensiasi memungkinkan guru untuk menyediakan bimbingan yang
sesuai dengan kebutuhan individu siswa.
3. Persiapan
untuk Dunia yang Beragam: Di dunia nyata, individu bekerja dalam tim yang
beragam, memiliki tugas yang berbeda, dan memerlukan kemampuan untuk
beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah. Pembelajaran diferensiasi
membantu siswa mengembangkan keterampilan adaptasi, kerja sama, dan pemecahan
masalah yang dibutuhkan untuk sukses di masa depan.
4. Peningkatan
Keterlibatan Siswa: Ketika siswa merasa bahwa pembelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan dan minat mereka, mereka cenderung lebih terlibat dalam proses
pembelajaran. Ini dapat menghasilkan motivasi yang lebih besar dan hasil
belajar yang lebih baik.
5. Pentingnya
Inklusi: Pendidikan inklusif menekankan pentingnya menyediakan kesempatan
belajar yang setara untuk semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus.
Pembelajaran diferensiasi merupakan salah satu cara untuk mewujudkan pendidikan
inklusif dengan memastikan bahwa setiap siswa mendapat dukungan yang mereka
butuhkan.
Pembelajaran berdiferensiasi mulai saya
terapkan pada semester genap tahun.Sebagai contoh untuk meningkatkan minat
belajar siswa saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pada materi
“Perubahan Zat dan Wujudnya” untuk siswa kelas 5,hal ini bisa menjadi
tantangan, tetapi juga memungkinkan saya untuk menciptakan pengalaman
pembelajaran yang menarik dan relevan bagi semua siswa. Berikut adalah beberapa
strategi yang saya diterapkan:
- Variasi dalam Presentasi Materi: Gunakan berbagai media untuk menyampaikan informasi tentang perubahan zat, seperti gambar, diagram, video, dan eksperimen langsung. Hal ini membantu menangkap perhatian siswa dengan gaya belajar yang berbeda.
- Aktivitas Praktikum: Siswa dapat terlibat dalam aktivitas praktikum yang memungkinkan mereka untuk melihat perubahan zat secara langsung. Misalnya, melakukan percobaan sederhana untuk mengamati perubahan wujud zat atau reaksi kimia sederhana.
- Kegiatan Kolaboratif: Susunlah kegiatan atau tugas yang melibatkan kerja kelompok, di mana siswa dapat saling bertukar pemikiran dan pengalaman tentang perubahan zat yang mereka pelajari. Ini memungkinkan siswa belajar dari satu sama lain dan mengembangkan keterampilan kerja tim.
- Pilihan Tugas: Berikan pilihan tugas kepada siswa, seperti membuat model perubahan zat, menulis laporan eksperimen, atau membuat presentasi visual. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengekspresikan pemahaman mereka melalui metode yang sesuai dengan minat dan keterampilan mereka.
- Pertanyaan Terbuka: Dorong siswa untuk mengajukan pertanyaan terbuka tentang topik perubahan zat. Ini dapat merangsang pemikiran kritis dan memotivasi siswa untuk menjelajahi lebih dalam tentang konsep tersebut.
- Tingkat Kesulitan yang Berbeda: Sediakan materi tambahan atau tugas-tugas tambahan yang menantang bagi siswa yang sudah menguasai materi dasar. Sebaliknya, berikan dukungan tambahan kepada siswa yang memerlukan bantuan ekstra.
- Refleksi dan Umpan Balik: Berikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan pemahaman mereka tentang materi perubahan zat melalui jurnal refleksi atau diskusi kelas. Berikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka memperbaiki pemahaman mereka.
Dengan menggunakan strategi-strategi ini, saya dapat
memastikan bahwa semua siswa dapat terlibat dalam pembelajaran tentang
perubahan zat dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Setelah
saya menerapkan pembelajaran ini,ternyata banyak kelebihannya,yaitu antara lain
:
- Memenuhi Kebutuhan Individu: Setiap siswa memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk menyesuaikan materi, proses, dan penilaian agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
- Meningkatkan Motivasi: Dengan menyesuaikan pembelajaran, guru dapat membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan relevan bagi setiap siswa. Ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
- Mengakomodasi Keanekaragaman: Setiap kelas memiliki siswa dengan tingkat keterampilan, minat, dan gaya belajar yang berbeda. Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk mengakomodasi keanekaragaman ini dalam satu kelas.
- Meningkatkan Pemahaman: Dengan menyesuaikan instruksi, siswa cenderung memahami materi lebih baik karena disajikan dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Pengembangan Keterampilan Sosial: Dalam lingkungan yang berdiferensiasi, siswa dapat belajar bekerja dalam kelompok dengan orang-orang yang memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda, mempromosikan kolaborasi dan keterampilan sosial.
Sedangkan hal hal yang harus kita perhatikan sebagai
tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah :
- Persiapan Tambahan: Pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan persiapan tambahan dari guru. Mereka harus mempersiapkan materi yang berbeda untuk berbagai tingkat kemampuan dan minat.
- Waktu: Mengelola pembelajaran berdiferensiasi dapat membutuhkan lebih banyak waktu daripada metode pengajaran konvensional karena memerlukan perencanaan yang lebih cermat dan penerapan yang tepat.
- Resiko Kurangnya Konsistensi: Dalam kelas yang berdiferensiasi, ada risiko bahwa beberapa siswa dapat merasa tidak adil jika mereka merasa mendapatkan perlakuan yang berbeda dari yang lain. Ini dapat menyebabkan masalah dalam mengelola kelas.
- Tantangan Pengelolaan Kelas: Memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perhatian yang cukup dan memahami materi dapat menjadi tantangan dalam kelas yang berdiferensiasi, terutama jika kelasnya besar atau jika ada variasi yang besar dalam kemampuan siswa.
Namun demikian pembelajaran berdiferensiasi
merupakan pembelajaran yang sangat relevan untuk diterapkan di masa kini
karena
mengakui bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar, kebutuhan, dan tingkat pemahaman
yang berbeda,sehingga terciptanya suasana belajar yang nyaman sehingga siswa
dapat berkembang sesuai dengan potensi mereka masing masing.
Konten sangat menginspirasi dan memotivasi untuk diri saya selaku pendidik dan materi yang disampaikan oleh penulis sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehingga secara umum sangat bermanfaat di dunia pendidikan
BalasHapusPembelajaran berdiferensiansi merupakan pembelajaran yang sedang ramai kalangan pendidikan diantara guru penggerak dan di kurikulum merdeka. Semoga apa yang di paparkan Bu Cicin ini bisa bermanfaat bagi khalayak banyak menjadi sebuah ide atau inovasi bagi pendidik yang yang lain dalam memberikan model pembelajaran yang variatif dan inovatif
BalasHapus