Selasa, 27 Februari 2024

SAVE ME PLEASE!

 

Top of Form

AAKUA

 

 

SSASAVE ME PLEASE !

Oleh :

Cicin Resnawati,S.Pd.I,Gr

(Guru SDN 2 Sukamukti Banyuresmi Garut)




 

       Kasus bullying di Indonesia sudah sering sekali terdengar. Bahkan ada juga yang berakhir dengan kematian. Oleh karena itu, menghentikan bullying harus dilakukan oleh semua pihak baik itu keluarga maupun sekolah. Bullying harus dihentikan sekarang juga! Mengapa? Karena dampaknya sangat luas sekali mulai dari prestasi akademis, kehidupan sosial, kesehatan mental dan fisik anak, hingga keselamatan nyawa anak.

       Satuan pendidikan adalah salah satu lingkungan yang rentan akan tindakan bullying,keberagaman yang ada di sekolah terkadang membuka peluang terjadinya perundungan.Perundungan dapat terjadi antara guru ke siswa,guru ke guru,siswa ke guru atau yang paling sering adalah siswa ke siswa.

Tahun 2022 saya ditugas kan di sekolah yang baru,yang memiliki lingkungan sosial  yang berbeda dengan tempat tinggal saya.Saat pertama kali datang ke sekolah tersebut,saya sempat merasa heran dengan perilaku siswa siswa di sana,mereka memanggil teman nya dengan nama orang tua mereka,saya tegur dan mereka menjawab bahwa hal tersebut sudah biasa.Suatu hari di saat jam istitrahat, saya mendapat laporan dari seorang siswa bahwa dia menyaksikan penyiksaan fisik yang dilakukan oleh seorang siswa kelas 5, saat itu saya adalah wali kelas 5 dan ironis nya yang menjadi korban adalah teman dekat dari si pelaku itu sendiri,mendengar hal tersebut saya langsung memberi peringatan dan nasehat kepada pelaku dan siswa lainnya serta memberikan edukasi tentang perundungan.

Akibat dari peristiwa tersebut korban mengalami memar memar dan demam selama beberapa hari dan yang pasti dia menjadi takut untuk pergi ke sekolah,saya yang merasa panik,karena jujur saja hal seperti itu baru pertama kali saya alami,langsung menemui orang tua korban dan meminta maaf karena hal tersebut terjadi karena adanya kelalaian dari saya sebagai guru atau orang tua di sekolah,saya juga membawa anak yang menjadi pelaku ke rumah temanya tersebut dengan tujuan meminta maaf,alhamdulillah orang tua korban kooperatif dan mau memaafkan karena memang kedua anak ini berteman buka hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah.

 Setelah peristiwa itu terjadi saya kira tidak akan terulang kembali,namun perkiraan saya salah selang beberapa minggu kemudian terjadi lagi hal serupa dengan pelaku yang sama namun korban yang berbeda bahkan yang menjadi korban ada yang berasal dari kelas bawah umumnya mereka mendapatkan perundungan secara fisik dan verbal juga sosial.Bahkan ada salah seorang wali murid yang datang ke sekolah dengan marah marah dan langsung menampar si pelaku dan dia berniat membawa kasus ini keranah hukum.Sebelum hal itu terjadi saya bersama rekan guru lainnya berusaha memediasi dengan mempertemukan orang tua korban dan pelaku,akhirnya dari perbincangan kami masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

Berdasarkan hal tersebut,saya berpikir ini tidak dapat dibiarkan karena akan sangat berdampak bagi nama baik satuan pendidikan dimana saya mengabdi dan saya tidak mungkin bekerja sendiri dalam menyelesaikan permasalahan ini,saya bertekad untuk memutus mata rantai perundungan yang terjadi di sekolah ini.Langkah awal adalah berkoordinasi dengan rekan sejawat dan menceritakan semua hal yang saya alami, dari pembicaraan kami dapat saya simpulkan bahwa anak yang menjadi pelaku sudah terbiasa melakukan hal tersebut dan guru guru yang ada di satuan pendidikan ini sudah merasa lelah karena terlalu  sering memberikan nasihat dan peringatan berupa skorsing namun hasilnya dirasa kurang berhasil karena beberapa waktu kemudian hal serupa akan terulang kembali,akhirnya guru guru memberikan peringatan kepada murid lain agar mengurangi interaksi dengan pelaku.

Saya merasa tertarik dengan latar belakang pelaku,ternyata pelaku adalah anak yang berasal dari keluarga broken home dan berada di lingkungan yang keras yang mengutamakan kekerasan fisik dalam menyelesaikan setiap permasalahan,dia adalah anak yang sedari kecil kehilangan sosok seorang ayah (Fatherless) dan dibesarkan oleh seorang ibu yang merangkap tulang punggung sehingga dia kekurangan kasih sayang dan perhatian dari keluarganya yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk dia pulang,dan hal ini yang akhirnya membentuk karakteristik anak tersebut.

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dapat saya identifikasi bahwa anak ini sedang berusaha memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sebagai manusia,yaitu mendapatkan rasa aman baik rasa aman secara fisik maupun emosional,kebutuhan sosial yang meliputi rasa cinta,kasih sayang dan kepemilikan,kebutuhan mendapat penghargaan dan kebutuhan mengaktualisasi diri ,karena dia tidak mendapatkan hal tersebut dari keluarga nya sehingga dia mencari perhatian dari kelurga dan orang lain walaupun caranya salah dan tugas kita sebagai guru dan orang tua untuk menuntun dan membimbing anak tersebut agar menemukan jati diri dan potensi diri sehingga dia dapat berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan tentunya berkembang secara positif.

Hal pertama yang saya lakukan adalah mendekati anak yang menjadi pelaku perundungan secara pribadi dengan pendekatan secara emosional,selalu melibatkan dia dalam proses pembelajaran secara aktif,melibatkan dia dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka dan olahraga sesuai dengan minat anak tersebut serta mengikutserta kan dia dalam struktur organigram kelas yang saya beri tanggung jawab sebagai seksi keamanan,dengan memberikan tanggung jawab sedikit ada perubahan dari anak  tersebut,dia lebih terbuka mengungkapkan keinginan dan ide nya dan juga penurut dari sebelumnya karena mungkin dia merasa bahwa dia lebih dihargai dan orang orang di sekitarnya selalu menganggap dia ada dan juga penting.

Saya berharap,satuan pendidikan tempat saya mengabdi menjadi lembaga pendidikan yang bebas perundungan,maka dari itu saya berdiskusi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat untuk menanngani masalah ini agar tidak berlanjut karena saya  menyadari sebagai guru atau fasilitator pendidikan kita harus peka dengan situasi dan kondisi yang dihadapi murid.Jangan sampai hal-hal yang menyebabkan tidak nyaman atau bahkan membahayakan murid terjadi secara terus menerus. Maka,kita harus menghapuskan bibit-bibit bullying sedini mungkin, seperti memanggil nama siswa dengan nama ayahnya, menghina bentuk fisik, merampas benda-benda, atau menyakiti fisik. Apapun dalihnya, bercanda sekalipun, hal seperti itu tidak dapat dibenarkan.

Untuk penanganan perundungan secara kelembagaan sekolah kami menerapkan gerakan “embun pagi”yakni satu gerakan yang yang diluncurkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut,bertujuan untuk membangun harmonisasi, empati dan simpati, antara guru, siswa serta warga sekolah lainya.Setiap pagi guru guru menyambut kedatangan murid muridnya,jadi guru harus datang lebih awal ke sekolah dari pada murid dari gerakan ini juga kita menerapkan 5S yakni senyum,salam,sapa,sopan dan santun.Selain program embun pagi ini sekolah kami juga melakukan praktik baik seperti PANJI (Pagi mengaji),setiap pagi sebelum dimulai proses pembelajaran murid diharuskan untuk membaca satu surah pendek yang dipimpin oleh salah satu murid dan surah yang dibaca akan berganti seminggu sekali.Praktik baik lainnya  yang ada di sekolah kami adalah JURI (Jum’at Religi) kegiatan jumat religi ini berisi shalat dhuha bersama,tausiah dan sadaqah.dan uang yang terkkumpul dari kegiatan ini diberikan kepada teman mereka yang sedang sakit atau pun anak yatim yang kurang mampu,sebagai bentuk empati kepada sesama.

Selain praktik praktik baik yang kami terapkan,pihak sekolah bekerjasama dengan pihak terkait seperti BABINSA/BABINKANTIBMAS juga selalu melakukan sosialisasi terkait perundungan ini, bentuk-bentuk sosialisasi dilakukan dengan cara menempelkan poster-poster anti bullying, menyelipkan pesan anti bullying dalam pembelajaran, atau ketika kepala sekolah atau guru memberikan amanat pada saat upacara bendera dan memberikan penyuluhan terkait perundungan oleh pihak terkait secara berkala kepada murid dan orang tua/wali murid.

Hal lainnya yang saya lakukan untuk mengatasi perundungan adalah dengan membuat keyakinan  kelas,keyakinan kelas ini dibuat sebelum proses pembelajaran dimulai, keyakinan kelas harus berpihak pada murid dan dirumuskan bersama murid untuk membangun kemandirian mereka. Keyakinan kelas dibuat secara universal yang mencakup berbagai aspek kesepakat atau aturan yang sudah berlaku di dalam kelas tersebut.Keyakinan Kelas bersumber dari nilai-nilai positif yang dimiliki murid, harapan yang diinginkan murid dan harapan guru pada murid. Keyakinan Kelas berupa kalimat positif, lugas, mudah dipahami dan bisa ditinjau untuk dikembangkan. Murid sendiri yang menentukan, tentu dengan arahan guru. Murid diarahkan untuk  memunculkan usulan, ide, dan gagasannya tentang bagaimana mewujudkan kelas yang  nyaman, sekaligus disiplin dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.Salah satu isi keyakinan kelas yang kami buat adalah saling menghargai,menghormati dan menyayangi sesama teman.

Bullying merupakan contoh perilaku buruk. Bapak ibu guru hebat,sebagai orang tua murid di sekolah kita  wajib membantu pelaku bullying untuk menghentikan perilaku buruknya, jangan mengucilkan mereka. Selain korban, pelaku juga membutuhkan penanganan supaya tidak melakukan pembullyan lagi. Ajarkan pada mereka bersimpati dan berempati pada orang lain. Selain itu berikan juga pengetahuan bahaya pembullyan terhadap korban-korbannya. 

Dampak bullying bagi korbannya sangatlah dahsyat. Beberapa contoh dampak bullying antara lain: depresi dan gangguan kecemasan, merasa sedih dan kesepian, terjadinya perubahan pada pola tidur dan makan, berkurangnya ketertarikan terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi, masalah kesehatan, hingga menurunnya prestasi akademis. Bagi pelaku, dampaknya bisa sampai pada kriminalitas. Nah bapak ibu guru hebat, yuk kita hentikan segala bentuk perundungan di sekitar kita!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Technical Meeting Peserta KmL Wilayah utara

  Hari ini tanggal 1 Juni bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila,panitia KML melaksanakan technical meeting.Kegiatan KML ini dilaksanakan...