JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
MODUL 3.3 PENGELOLAAN
PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF BAGI MURID
Oleh : CICIN
RESNAWATI
CGP ANGKATAN _7 KAB GARUT
Pada Refleksi dwi mingguan kali ini saya menggunakan model 4F ( Fact, Feeling, Findings, Future)
merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Dalam
model refleksi 4F ini dapat diterjemahkan menjadi 4P yang terdiri dari
Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan. Pada modul 3.3 yang saya
dapatkan dalam mempelajari modul ini yaitu materi pengelolaan program yang berdampak
positif pada murid.
A.
FACT
Dalam modul ini saya juga mempelajari kepemimpinan murid
atau sering juga disebut student agency dimana murid mampu berperan sebagai
pemimpin dalam pembelajarannya sendiri, murid diberikan kesempatan untuk dapat
mengembangkan dirinya sehingga kapasitasnya dalam mengelola pembelajarannya
sendiri dapat dimaksimalkan untuk menemukan potensi kepemimpinannya untuk
selalu berkembang menjadi lebih baik.
Pada saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran
mereka sendiri, secara tidak langsung mereka memiliki suara (voice), pilihan
(choice) dan kepemilikan (ownership), selain itu dalam modul ini juga terdapat
materi tentang 7 karakteristik lingkungan yang mendukung dalam pengelolaan
program yang berdampak pada murid yang meliputi:
1.
Lingkungan yang menyediakan kesempatan murid
untukmenggunakan pola pikir positif dan merasakan emosiyang positif
2.
Lingkungan yang mengembangkan keterampilan
berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, dimana murid akan
menjunjung tinggi nilai-nilai positif yang didasari dengan nilai-nilai
kebajikan yang dibangun oleh sekolah
3.
Lingkungan yang melatih keterampilan yang
dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun nonakademik
4.
Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan
memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan disekitarnya
5.
Lingkungan
yang membuka wawasan murid agar dapatmenentukan tujuan, harapan ataumimpi yang
manfaat dan menindaklanjuti kebaikannya melampauipemenuhan kepentingan
individu, kelompok maupungolongan
6.
Lingkungan yang menempatkan murid sebagai
fokusnya sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri
7.
Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan
sikaptangguh murid untuk terus bangkit diberbagai kesempatan
B.
FEELING
Perasaan yang saya rasakan setelah
mempelajari modul 3.3 ini adalah sangat puas dan menyenangkan perasaan karena
selain menambah ilmu pengetahuan, wawasan secara tidak langsung merubah sudut
pandang sebagai seorang pendidik bahwasannya murid seyogyanya diberikan
kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajarannya
sendiri sehingga potensi kepemimpinan murid tersebut dapat muncul dan juga
selalu berkembang lebih baik.Selain itu setelah mempelajari modul ini dapat
saya jadikan bekal untuk dapat saya implementasikan dalam pendidikan,khususnya
bagaimana kita merancang program yang melibatkan murid secara aktif dan
sekaligus berdampak positif bagi murid di masa sekarang dan masa yang akan datang.
C.
FINNDINGS
Sebenarnya murid mempunyai peranan
dalam mengambil peranan dalam proses belajar mereka sendiri.Tetapi terkadang
guru memperlakukan mereka seakan akan tidak mampu dalam membuat
keputusan,pilihan dalam proses belajar mereka. Agar kita dapat menjadikan murid
sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu
memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam
mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat
berkembang dengan baik. Peran kita adalah:
·
Mendampingi murid agar pengembangan potensi
kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.
·
Mengurangi
kontrol kita terhadap mereka
Saat murid menjadi pemimpin dan
mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan
yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, karena
hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan.Selain hubungan kemitraan anatara
guru dan murid ada juga yang disebut dengan tri sentra pendidikan .
Kemitraan tri sentra pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan
kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban
dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya
prestasi peserta didik. Melalui pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi tri
sentra pendidikan ini, maka keterlibatan yang bermakna dari orangtua dan
anggota masyarakat dalam proses pembelajaran menjadi fokus yang perlu terus
diupayakan oleh sekolah.
D.
FUTURE
Setelah mempelajari modul 3.3 ini saya
berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari,khususnya di kelas yang saya ampu untuk dapat memberikan perubahan
awal. Selain menerapkannya saya juga akan berbagi praktik tersebut terhadap
rekan sejawat saya di sekolah tentang apa yang saya pelajari sehingga
kolaborasi terjalin dan kebersamaan untuk membangun sekolah yang berpusat pada
murid dapat terwujud dengan usaha bersama.
“perubahan tidak dapat dimulai
dari atas,semua berawal dan berakhir dari guru.Jangan menunggu aba aba,jangan
menunggu perintah.Ambilah langkah pertama” -Nadiem Makarim-
Berdasarkan pernyataan diatas,maka saya
akan mulai merancang dan mengelola program program sekolah baik kokulikuler,intra
kulikuler maupun ekstra kulikuler dengan melibatkan segenap pemanngku kepentingan
sekolah.Dimana esensi dari rancangan dan pengelolaan program tersebut muaranya
adalah murid dengan kata lain dari murid,oleh murid dan untuk murid.
SEMOGA
BERMAMFAAT
SALAM GURU PENGGERAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar