Kamis, 25 Mei 2023

 

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF BAGI MURID

Oleh : CICIN RESNAWATI

CGP ANGKATAN _7 KAB GARUT

Pada Refleksi dwi mingguan kali ini saya menggunakan  model 4F ( Fact, Feeling, Findings, Future) merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Dalam model refleksi 4F ini dapat diterjemahkan menjadi 4P yang terdiri dari Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan. Pada modul 3.3 yang saya dapatkan dalam mempelajari modul ini yaitu materi pengelolaan program yang berdampak positif pada murid.

A.                  FACT

Dalam modul ini saya juga mempelajari kepemimpinan murid atau sering juga disebut student agency dimana murid mampu berperan sebagai pemimpin dalam pembelajarannya sendiri, murid diberikan kesempatan untuk dapat mengembangkan dirinya sehingga kapasitasnya dalam mengelola pembelajarannya sendiri dapat dimaksimalkan untuk menemukan potensi kepemimpinannya untuk selalu berkembang menjadi lebih baik. 

Pada saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, secara tidak langsung mereka memiliki suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership), selain itu dalam modul ini juga terdapat materi tentang 7 karakteristik lingkungan yang mendukung dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid yang meliputi: 

1.       Lingkungan yang menyediakan kesempatan murid untukmenggunakan pola pikir positif dan merasakan emosiyang positif

2.       Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, dimana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai positif yang didasari dengan nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah

3.       Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun nonakademik

4.       Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan disekitarnya

5.        Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapatmenentukan tujuan, harapan ataumimpi yang manfaat dan menindaklanjuti kebaikannya melampauipemenuhan kepentingan individu, kelompok maupungolongan

6.       Lingkungan yang menempatkan murid sebagai fokusnya sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri

7.       Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikaptangguh murid untuk terus bangkit diberbagai kesempatan

B.                  FEELING

Perasaan yang saya rasakan setelah mempelajari modul 3.3 ini adalah sangat puas dan menyenangkan perasaan karena selain menambah ilmu pengetahuan, wawasan secara tidak langsung merubah sudut pandang sebagai seorang pendidik bahwasannya murid seyogyanya diberikan kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajarannya sendiri sehingga potensi kepemimpinan murid tersebut dapat muncul dan juga selalu berkembang lebih baik.Selain itu setelah mempelajari modul ini dapat saya jadikan bekal untuk dapat saya implementasikan dalam pendidikan,khususnya bagaimana kita merancang program yang melibatkan murid secara aktif dan sekaligus berdampak positif bagi murid di masa sekarang dan masa yang akan datang.

C.                  FINNDINGS

Sebenarnya murid mempunyai peranan dalam mengambil peranan dalam proses belajar mereka sendiri.Tetapi terkadang guru memperlakukan mereka seakan akan tidak mampu dalam membuat keputusan,pilihan dalam proses belajar mereka. Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Peran kita adalah:

·       Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.

·        Mengurangi kontrol kita terhadap mereka

Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan.Selain hubungan kemitraan anatara guru dan murid ada juga yang disebut dengan tri sentra pendidikan . Kemitraan tri sentra pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik. Melalui pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi tri sentra pendidikan ini, maka keterlibatan yang bermakna dari orangtua dan anggota masyarakat dalam proses pembelajaran menjadi fokus yang perlu terus diupayakan oleh sekolah.

D.                  FUTURE

Setelah mempelajari modul 3.3 ini saya berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari,khususnya di kelas yang saya ampu untuk dapat memberikan perubahan awal. Selain menerapkannya saya juga akan berbagi praktik tersebut terhadap rekan sejawat saya di sekolah tentang apa yang saya pelajari sehingga kolaborasi terjalin dan kebersamaan untuk membangun sekolah yang berpusat pada murid dapat terwujud dengan usaha bersama.

perubahan tidak dapat dimulai dari atas,semua berawal dan berakhir dari guru.Jangan menunggu aba aba,jangan menunggu perintah.Ambilah langkah pertama” -Nadiem Makarim-

Berdasarkan pernyataan diatas,maka saya akan mulai merancang dan mengelola program program sekolah baik kokulikuler,intra kulikuler maupun ekstra kulikuler dengan melibatkan segenap pemanngku kepentingan sekolah.Dimana esensi dari rancangan dan pengelolaan program tersebut muaranya adalah murid dengan kata lain dari murid,oleh murid dan untuk murid.

 

SEMOGA BERMAMFAAT

 SALAM GURU PENGGERAK

 

Technical Meeting Peserta KmL Wilayah utara

  Hari ini tanggal 1 Juni bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila,panitia KML melaksanakan technical meeting.Kegiatan KML ini dilaksanakan...