JURNAL DWI
MINGGUAN
MODUL2.3
COACHING UNTUK
SUPERVISI PENDIDIKAN
CICIN
RESNAWATI_CGP ANGKATAN 7_SDN 2 SUKAMUKTI_KAB.GARUT
Dalam jurnal dwi mingguan ini saya merefleksikan hasil kegiatan
saya selama mengikuti pembelajaran melalui LMS,selain itu jurnal refleksi ini
saya tulis sebagai media yang mendokumentasikan perasaan,gagasan dan pengalaman
serta praktik baik yang telah saya lakukan .Model refleksi yang saya gunakan
adalah 4F (Fact,Feelings,Findings,Future)
Kali ini saya akan coba merefleksi pembelajaran dan
aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan di Learning Management System
(LMS). Kegiatan dimulai dari modul 2.3.a.3 sampai post tes modul 2
1. Facts (Peristiwa)
Di minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran yaitu
diawali mulai dari 2.3.a.3 mulai dari diri diana saya membuat blog yang
berisikan jawaban dari pertanyaan pemantik yang diberikan untuk merefleksikan
diri saya tentang supervise di sekolah saya, kemudian masuk ke eksplorasi
konsep, modul 2,3,a,4,1 yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode
pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training,
konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks
pendidikan, paradigma coaching dilihat dari system Among yang merupakan konsep
dari Ki Hajar Dewantara, selanjutnya masuk ke modul 2.3.a.4.2 tentang
eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam
komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan
antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervise
akademik, selain itu disana juga dijabarkan perbedaan antara coaching,
kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat,
dibantu dengan video percakapan coaching yang membantu saya memahami tentang
bagaimana seharusnya menjadi seorang coach yang baik.
Selanjutnya di modul 2.3.a.4.3 di Bahas tentang kompetensi
inti coaching dan TIRTA. sebagai alur percakapan coaching , disini dipelajari
alur coaching mulai dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab
yang diakronimkan menjadi TIRTA, diharapkan akan seperti air yang mana
komunikasi bisa mengalir, disini juga dibahas tentang inti coaching yaitu
presence kehadiran penuh yang terlihat pada coach, dengan memberikan perhatian
penuh akan apa yang disampaikan oleh coachee, menjadi seorang pendengar aktif
dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan oleh
coachee, dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan berbobot dalam
percakapan coaching, selain itu, modul ini juga membahas tentang jalannya
percakapan coaching untuk membuat rencana aksi, coaching untuk melakukan
refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan coaching melakukan kalibrasi,
selanjutnya di forum diskusi eksplorasi kami salingmelakukan
pemantapanpemahaman dengan berdiskusi antar CGP.
Pada modul 2.3.a.5 yaitu ruang kolaborasi saya berpasangan
dengan Bu Mirsa melakukakn sebuah percakapan coaching untuk benar-benar
memberikan pengalaman coaching secara nyata dengan teman sesame CGP, dan hasil
percakapan divideokan dan diunggah sebagai salah satu tagihan dari LMS,
kemudian pada modul 2.3.a.6 demonstrasi kontekstual, kami dikelompokkan dengan
beranggotakan 4 orang (Bu Mirsa, saya, Bu Siti Damayanti dan Bu Nyimas), kami
membuat video percakapan dengan 2 CGP menjadi observer, 1 CGP lain menjadi
coach, dan 1 CGP lainnya menjadi Coachee, kami melakukan secara bergiliran,
kegiatan ini menambah pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi
observer, apa yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi
dan pasca observasi.
2. Feelings (Perasaan)
Saya antusias dan sangat semangat mengikuti aktivitas
pembelajaran tentang coaching ini. Pada modul 2.3. ini, Saya menjadi begitu
penasaran di awalnya bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa
senang sekali karena semuanya terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa
praktik langsung bersama para CGP membuat pemahaman baik tentang modul 2. Dari
hasil praktik saya merasa masih banyak kekurangan sehingga merasa bersemangat
untuk belajar lagi dan berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat
pertanyaan berbobot, dan bagaimana bersikap sebagai coach yang baik.
3. Findings
(Pembelajaran)
Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3.
memberi saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana
menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervise akademik yang baik
yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat, ada fase ini saya diajak
untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2:yang pernah
saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran,
tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi
yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya
berkaitan dengan coaching dan supervise akademik, di modul ini juga saya
mencoba merancang sebuah aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan sejawat,
untuk membantunya mengembangkan kemampuan diri rekan sejawat.
4. Future (Penerapan)
Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak
permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin
rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat
kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak
sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan
permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa
membantu mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik
baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi
coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.
Terima kasih